Konsep Indonesia (KonsepIndo) Research & Consulting

Inilah 3 Kunci Kemenangan Airin Rachmi Diany di Pilkada Tangsel

Inilah 3 Kunci Kemenangan Airin Rachmi Diany di Pilkada Tangsel

21 Desember 2015
|

Pasangan Airin-Benyamin dipastikan memenangi Pilkada Tangsel berdasarkan rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara yang Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangsel 2015 di Aula Damai Indah Golf,  yang digelar KPUD setempat, Kamis (17/12/2015). Airin mendominasi perolehan suara di semua kecamatan jauh di atas pesaingnya Ikhsan-Alin dan Arsid-Elvier.

Dari pelaksanaan rapat pleno terbuka ditetapkan, perolehan suara untuk pasangan calon nomor urut 1 (Ikhsan Modjo-Li Claudia) sebanyak 42.074, nomor urut 2 (Arsid-Alvier) sebanyak 164.732, dan nomor urut 3 (Airin-Benyamin) sebanyak 305.322.

Kemenangan Airin sebenarnya tidaklah mengejutkan bagi banyak pihak. Pasalnya, sebelum pelaksanaan Pilkada sejumlah lembaga survei sudah memprediksi Airin bakal unggul di hajatan 5 tahunan itu.

Lantas, apa rahasia kemenangan Airin? Katibul Umam, peneliti dari Konsep Indonesia (Konsepindo) Research & Consulting mengatakan, setidaknya ada tiga faktor. Pertama, personalitas Airin yang ia sebut memiliki paras cantik, menarik dan santun.

“Cantik itu ia nyatakan melalui sikap dan kerja nyata. Ia sering turun ke bawah menyapa dan menemui warga. Ia buktikan kinerjanya selama lima tahun memimpin Tangsel,” katanya ketika dihubungi, Sabtu, (19/12).

Menurut Katibul Umam, masyarakat Tangsel merasakan betul kehadiran kepemimpinan Airin. Meski diakui masih banyak yang harus dibenahi, tetapi masyarakat sudah cerdas memilah mana karya yang patut diapresiasi dan mana yang perlu diberi waktu.

“Masyarakat Tangsel rata-rata berpendidikan. Semua mafhum Tangsel daerah baru yang butuh banyak waktu dan perhatian. Dan kita sama-sama tahu bahwa Airin sangat serius membangun,” ujarnya.

Faktor kedua, lanjut Katib, tim yang solid dan terkonsolidasi. Semua unsur tim mulai dari jaringan relawan, jaringan pemenangan dan terutama mesin partai politik bekerja efektif. Satu sama lain saling mengisi sehingga tidak ada satu pun medan laga yang tidak diisi pasukan.

“Ada tim darat untuk sosialisasi ke pemilih tingkat grass root, ada tim udara untuk isu dan sosialisasi di media termasuk media sosial. Semua bekerja dengan baik,” ungkapnya.

Ketiga, adalah faktor lawan. Menurutnya, Airin sedikit banyak diuntungkan dengan keberadaan lawan yang dianggap kurang ‘populer’ di mata pemilih. Ditambah lagi, imbuhnya, gaya atau tipologi lawan dalam menghadang petahana kurang berhasil merebut simpati publik.

“Misalnya, Pak Ikhsan Modjo yang cenderung frontal dan menyerang. Saya lihat masyarakat Tangsel kurang terbiasa dengan cara seperti ini. Jadinya menguntungkan Airin,” tegasnya.

Begitu pula dengan Arsid. Gaya Arsid yang tampil hati-hati serta kurang tegas mengambil posisi saat berhadapan dengan Airin terkesan lugu dan ragu-ragu. “Mungkin itu memang gaya Pak Arsid yang tak mau frontal,” pungkasnya.

Sumber: kabartangsel.com