JAKARTA,- Pilgub Banten 2017. Pertarungan pilgub Banten sekarang ini sesungguhnya amat luar biasa seru. Ini bagi yang bisa menangkap dan membaca situasinya. Ada semacam perang ideologi, perang nilai, perang prinsip. Jika pasangan Rano-Mulya mampu melakukan “ideologisasi” setelah resmi terdaftar dan selama masa kampanye. Demikian kesimpulan pernyataan pengamat politik Veri Muhlis Arifuzzaman sebagaimana dimuat di laman facebooknya.
Direktur Konsepindo Research & Consulting ini menyatakan propaganda dan perang issue akan mewarnai masa-masa kampanye di Pilgub Banten 2017 ini. Namun jika pasangan Rano-Mulya gagal memanfaatkan momentum ini dan hanya berkampanye dengan cara konvensional, potensi suara akan tergerus. Veri menjelaskan, survei yang dilakukan lembaganya menempatkan Rano Karno leading dengan selisih jauh di atas margin error, namun demikian strong supporter Rano Karno tidak militan.
Menurut Veri, ideologisasi atau menanamkan rasa “jihad” pada pendukung pasangan Rano-Mulya akan jadi faktor pengaman kemenangannya.
Sementara pasangan WH-Andika harus berjuang serius. Menurutnya, urusan diusung banyak partai bukan jaminan suara tinggi. Tidak ada rumus konversi kursi di DPRD ke suara paslon dalam Pilkada. “Potensi yang dahsyat itu jika dimenej dengan baik seharusnya bisa bikin menang. Percaya diri dan yakin menang tak serta merta bikin menang. Kemenangan ditentukan oleh penguasaan suara di TPS dan kampanye yang efektif,” ujarnya saat dihubungi melalui saluran telpon.
Veri menambahkan, Jika solid dan efektif, pasangan WH-Aa bisa mengejar ketertinggalan. Selisih suara hasil riset opini publik sekarang ini yang berada di kisaran 15-20% bisa dikejar. “Itu kalau solid, bersatu, bergerak, dan memang merasa harus mengejar, sprint. Tapi kalau merasa sudah menang, sudah di depan, siap-siap saja menelan pil pahit,” pungkasnya.